Finlandia adalah negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Berdasarkan survei
Programme for International Student Assessment
(PISA) tahun 2000 dengan membandingkan pelajar usia 15 tahun dari
berbagai negara, Finlandia meraih peringkat teratas. Survei itu
membandingkan pelajar usia 15 tahun dari berbagai negara pada bidang
baca-tulis, matematika, dan sains.
Survei yang dilakukan setiap 3 tahun sekali oleh
Organization for Economic Co-operation and Development
(OECD) pada tahun 2009 menempatkan pelajar Finlandia tetap nyaris
teratas pada ketiga kompetensi tersebut. Sementara itu survei global
mengenai kualitas hidup oleh
Newsweek, Finlandia ditasbihkan sebagai negara dengan kualitas hidup nomor satu di dunia.
Pasi Sahlberg, Direktur Mobilitas Internasional, Departemen Pendidikan
Nasional Finlandia telah menulis buku tentang kesuksesan sistem
pendidikan Finlandia yang berjudul
Finnish Lessons: What Can the World Learn from Educational Change in Finland?. Berikut adalah karakteristik sistem pendidikan Finlandia yang terbaik di dunia.
Pilihan Sekolah Sedikit dan Semua Dikelola Pemerintah
Mulai sekolah setingkat TK sampai perguruan tinggi, pelajar-pelajar
Finlandia bersekolah di sekolah negeri. Hanya ada sedikit sekolah swasta
di Finlandia, dan bahkan semuanya dibiayai pemerintah. Tidak ada yang
diperbolehkan untuk membebankan biaya sekolah.
Variasi pilihan sekolah di Finlandia sangat sedikit. Di sana, pilihan
sekolah tidak lagi menjadi prioritas utama. Kunci kesuksesan Finlandia
dalam memperbaiki sistem pendidikannya adalah mereka tidak mengejar
keunggulan akademis (excellence), tapi kesetaraan (equity).
Setiap anak harus memiliki kesempatan yang sama untuk belajar, tanpa
melihat latar belakang keluarga, pendapatan, atau lokasi geografis.
Pendidikan utamanya bukanlah cara untuk menghasilkan individu yang
cerdas, tetapi sebagai alat untuk meratakan kesenjangan sosial.
Keunggulan akademis bukanlah prioritas khusus bagi Finlandia, tetapi
Finlandia berhasil menciptakan keunggulan akademik melalui fokus
kebijakan pada kesetaraan.
Finlandia menyediakan sekolah
yang sehat dan lingkungan yang aman untuk anak-anak. Mereka menawarkan
semua anak makanan sekolah gratis, akses mudah ke perawatan kesehatan,
konseling psikologis, dan bimbingan individual.
Tidak Ada Kompetisi di Sekolah Finlandia
Sistem pendidikan Finlandia juga tidak mengenal istilah kompetisi dan
sistem peringkat. Tidak ada daftar sekolah terbaik atau guru terbaik di
Finlandia. Pendorong utama dari kebijakan pendidikan bukanlah persaingan
antar
guru dan antar sekolah, tapi kerjasama. Siswa dengan
development disorder
ataupun penyandang cacat diletakkan pada kelas yang sama dengan siswa
umum lainnya. Mereka tidak mengukur prestasi hanya untuk memberi label
pada siswa.
Finlandia memandang kompetisi dalam lingkungan pendidikan merupakan konsep yang
destruktif.
Mental anak dapat dihancurkan oleh evaluasi terus-menerus dan membuat
anak-anak kurang percaya diri dengan kemampuannya. Bagi Finlandia,
ketika anak-anak dapat unggul pada apa yang mereka dapat lakukan dengan
baik, bukan diukur untuk memenuhi standar, mereka dapat menghasilkan
performa yang terbaik.
Anak-anak harus diberikan pendidikan sehingga mereka dapat berkembang
terlepas dari bakat mereka. Tujuan pendidikan seyogianya dapat membentuk
anak menjadi manusia yang lebih baik yang menghargai diri mereka
sendiri dan dapat bersosialisasi dalam kehidupan tanpa berpikir bahwa
mereka lebih 'pintar' atau sebaliknya, tidak berharga.
Tidak Ada Ujian Standar, yang Ada Ujian Matrikulasi Nasional
Negara yang menerapkan kapitalisme di sistem pendidikannya selalu
terobsesi dengan pertanyaan berikut: Bagaimana cara memantau kinerja
siswa jika tidak diuji secara konstan? Bagaimana bisa meningkatkan
pengajaran jika tidak ada pertanggungjawaban ke guru yang 'payah' atau
tidak memberikan penghargaan pada guru yang baik? Bagaimana cara
menciptakan kompetisi dan melibatkan sektor swasta? Bagaimana cara
menciptakan variasi pilihan sekolah kepada orang tua atau pelajar?
Jawaban dari realita Finlandia tampaknya bertentangan dengan
mindset orang
Amerika ataupun para reformis pendidikan lainnya. Finlandia tidak
memiliki ujian nasional pada tiap jenjang pendidikan. Yang ada hanyalah
Ujian Matrikulasi Nasional yang diambil pada jenjang sekolah menengah
atas yang bersifat 'sukarela'.
Wajib belajar di Finlandia sendiri adalah antara usia 7-16 tahun. SD 6
tahun dan SMP 3 tahun. Setelah lulus SMP, siswa memiliki pilihan boleh
langsung masuk dunia kerja atau masuk sekolah persiapan profesi atau
gimnasium (setingkat sekolah menengah atas). Lulusan sekolah menengah
atas ini nantinya bisa lanjut lagi ke politeknik ataupun universitas.
Pada intinya, tidak ada UN SD dan SMP.
Kurikulum Pendidikan yang Fleksibel
Sekolah di Finlandia tidak terikat dengan kurikulum
pendidikan yang
seragam. Sekolah tidak harus menerapkan kurikulum yang sama dengan
metode yang sama pada jadwal yang sama. Kementerian Pendidikan
meluncurkan "Kurikulum Dasar" yang fleksibel, semacam panduan umum
mengenai mata pelajaran apa yang harus diajarkan dan tujuan yang harus
dicapai di setiap tingkat kelas.
Kurikulum Dasar ini berlaku sebagai dasar untuk setiap sekolah saat
mereka mempersiapkan kurikulum sendiri, di mana mereka dapat berkreasi
menekankan pada pedagogi tertentu, nilai tertentu (misalnya, sekolah
hijau), keterampilan (seni, olahraga, bahasa), atau isu-isu lokal
(misalnya, sekolah multikultural).
Setiap kelas difasilitasi hingga 3 orang guru. Apa yang guru peroleh
dari pendidikannya memberi mereka berbagai macam metode pengajaran yang
dapat digunakan sesuka mereka. Keanekaragaman dipandang sebagai kekuatan
yang nyata dengan tidak mengisolasi siswa yang berbakat.
Para siswa di Finlandia sangat menikmati belajar, selalu rindu sekolah,
tidak rela tidak sekolah hanya karena libur ekstra atau sakit.
Sekolah-sekolah di Finlandia sangat sedikit memberikan PR (tidak lebih
dari 1/2 jam waktu pengerjaan) dan lebih banyak melibatkan siswanya
dalam aktivitas yang lebih kreatif.
Bisa dikatakan guru lah kunci keberhasilan dari sistem sekolah
Finlandia, dan individualitas yang diperbolehkan dalam kelas. Para guru
melihat siswanya sebagai individu dengan kebutuhan yang berbeda: fokus
pada masing-masing anak dan kekuatan serta problem tiap anak.
Guru Memiliki Tanggung Jawab yang Besar
Guru-guru di sekolah negeri Finlandia mendapatkan pelatihan khusus untuk
dapat menilai siswa satu kelas menggunakan tes independen yang mereka
ciptakan sendiri. Setiap anak mendapatkan kartu rapor tiap akhir
semester, tapi rapor ini berdasarkan penilaian individu oleh tiap guru.
Secara berkala, Menteri Pendidikan memantau kemajuan nasional dengan
menguji beberapa sampel kelompok dari sekolah yang berbeda.
Sistem ini memungkinkan dihasilkannya penilaian yang sangat spesifik ke
kemampuan tiap individu anak. Bukan sistem penilaian umum yang mungkin
kurang dapat menjangkau kemampuan spesifik tiap anak. Guru dapat
mengeluarkan kreatifitasnya untuk memberikan perhatian khusus ke tiap
anak. Guru jadi punya tanggung jawab dan peran yang lebih besar.
Kadang seorang guru tahu apa yang harus dilakukan untuk membantu
siswanya tapi dibatasi oleh sistem sekolah yang menyatakan bahwa lebih
penting untuk bergerak lanjut mengikuti kurikulum yang ada daripada
memperlambat "hanya demi" siswa-siswa yang membutuhkan waktu tambahan
dalam menerima pelajaran.
Guru dan staf administrasi sekolah di Finlandia memiliki martabat atau
gengsi yang tinggi, gaji yang layak, dan banyak tanggung jawab. Gelar
Master (S2) diperlukan untuk menjadi guru. Program pelatihan guru
di Finlandia adalah salah satu sekolah profesional yang paling selektif
di negara ini. Jika terdapat guru yang performanya buruk, tanggung
jawab kepala sekolah untuk menangani hal tersebut.
Kebijakan pendidikan lebih penting dalam menentukan keberhasilan
pendidikan negara daripada ukuran negara tersebut atau keanekaragaman
etnis di negara itu. 20 tahun lalu Finlandia adalah negara miskin yang
bergantung pada sektor agrikultur. Namun, mereka berhasil bangkit dan
membutuhkan waktu hingga satu generasi setelah mereformasi sistem
pendidikan negaranya.
Mereka meyakini bahwa kesetaraan dalam pembelajaran dini akan
memungkinkan anak-anak untuk menemukan potensi sejati mereka ketika
mereka tumbuh dewasa. Bagaimana dengan sistem pendidikan Indonesia?
Bapak Ibu mampu untuk membandingkannya sendiri.
*) Sumber bacaan: Lupakan Amerika, Pendidikan di Finlandia yang Terbaik Sedunia